MenurutWidyastuti, saat ini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit Jakarta secara keseluruhan mencapai 86,7 persen. BACA JUGA: Media Jepang Takut dengan Pendukung Rizieq Shihab di Jakarta. Pihaknya pun mencoba untuk mengurangi angka tersebut hingga mencapai 70 persen dengan terus melakukan penambahan kapasitas tempat tidur.
Widyastutimenambahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola rumah sakit di wilayahnya untuk terus memantau perkembangan kasus positif COVID-19 dengan menambah kapasitas tempat tidur. "Setiap hari kita terus menambah kapasitas rumah sakit baik itu TNI-POLRI, RSUD, swasta, BUMN setiap hari kita selalu ajak melihat kondisi lapangan
Bedrumah sakit atau tempat tidur pasien rumah sakit merupakan tempat istirahat pasien yang didesain sedemikian rupa untuk pasien rawat inap atau pasien yang memerlukan bantuan kesehatan. Bed pasien rumah sakit ini memiliki fitur spesial untuk membuat pasien merasa nyaman dan memudahkan dokter dan perawat melakukan pemeriksaan.
Vay Tiền Nhanh. JAKARTA, - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta rumah sakit menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19. Ia ingin, sebagian tempat tidur yang semula bukan diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dikonversikan bagi pasien infeksi virus corona. Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 pasca libur Natal dan tahun baru 2021."Semua Dirut rumah sakit, semua pemilik rumah sakit tolong konversikan bed-nya yang tadinya bukan untuk Covid menjadi Covid," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin 11/1/2021. "Yang tadinya cuma 10 persen untuk pasien Covid-19 jadi 30 persen atau 40 persen," tuturnya. Baca juga Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19, Pemprov Jabar Tambah Ruang Isolasi Selain Rumah Sakit Budi menjelaskan, kebutuhan tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit umumnya 30 persen dari total kasus aktif virus corona. Pada November 2020, ada sekitar kasus aktif Covid-19. Dengan jumlah tersebut, dibutuhkan sekitar tempat tidur untuk saat ini jumlah kasus aktif virus corona kurang lebih mencapai kasus. Oleh karenanya, dibutuhkan sekitar tempat tidur untuk menampung pasien Covid-19. "Jadi dalam satu bulan kita harus menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid dari ke Ini masalah yang akan kita hadapi minggu ini, minggu depan, sampai dengan akhir Januari atau awal Februari," ujar Budi. Baca juga Tempat Tidur ICU Pasien Covid-19 di Jakarta Barat Terpakai 96 Persen Budi mengatakan, selama ini banyak rumah sakit yang tingkat keterisian tempat tidurnya masih rendah tetapi tak bisa lagi menampung pasien Covid-19. Hal ini ternyata disebabkan karena pihak rumah sakit mengalokasikan tempat tidur untuk pasien Covid-19 dalam jumlah kecil. Misalnya, sebuah rumah sakit memiliki 100 kamar dan 100 tempat tidur. Namun, yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19 hanya 10 persen. Oleh karenanya, Budi memohon agar pihak rumah sakit mengonversi besaran tempat tidur bagi pasien virus corona. "Secara temporer saja sambil kita bisa menghadapi lonjakan yang membutuhkan puluhan ribu bed baru," kata dia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
JAKARTA, - Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia PB IDI Slamet Budiarto mengatakan, penambahan tempat tidur di rumah sakit RS tidak dapat menjadi solusi dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19. Menurut Slamet, pihak RS juga harus mempertimbangkan kondisi pasien dengan penyakit lain. Jika jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 ditambah, maka pasien lain justru tidak akan tertangani karena kapasitas RS penuh."Rumah sakit sudah enggak mungkin. Sudah overload. Kalau mau memperbanyak bed kasihan pasien yang non-covid enggak dapat tempat nanti," kata Slamet, saat dihubungi Senin 1/2/2021. Baca juga Fasilitas Kesehatan Terancam Kolaps, Satgas Singgung soal Disiplin Protokol Kesehatan Slamet menuturkan, RS telah melakukan upaya optimal untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19. Ia juga menyebut rumah sakit di wilayah Jabodetabek sudah penuh. "Tinggal sekarang harus mengurangi beban rumah sakit," kata Slamet. Oleh sebab itu, Slamet merekomendasikan pada pemerintah untuk melibatkan dokter umum dalam penanganan kasus Covid-19. Dengan demikian, beban rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19 bisa berkurang. "kemarin kita sudah mengusulkan bagi pasien dengan gejala ringan untuk dirawat di rumah saja dipantau oleh dokter-dokter umum," ucap juga IDI Kalau Penularan Covid-19 Tak Terkontrol, Sistem Kesehatan Bisa Kolaps Slamet menyarankan peran dokter umum dapat dilakukan lewat klinik pratama dan juga tempat praktik mandiri. Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi pendapat ahli yang memperkirakan fasilitas kesehatan di Jawa dan Bali kolaps, jika kasus Covid-19 terus bertambah. Menurut Wiku, pemerintah telah mengantisipasi kemungkinan tersebut. "Seperti menambah fasilitas tempat tidur di RS daerah, menambah jumlah tenaga kesehatan maupun mengefektifkan distribusi tenaga kesehatan lewat sistem penanggulangan gawat darurat terpadu," ujar Wiku, dikutip dari tayangan kanal YouTube BNPB, Jumat 29/1/2021. Baca juga Agar Tenaga Kesehatan Tidak Kolaps, Turunkan Jumlah Kasus Covid-19 Selain itu, lanjut Wiku, pemerintah sedang menyiapkan aplikasi sistem informasi rawat inap RS rujukan Covid-19 untuk ICU dan ruang isolasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Namun, Wiku menekankan bahwa protokol kesehatan merupakan sarana pencegahan yang utama. Menurutnya, satgas selalu mengingatkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan. "Apabila penularan terus terjadi, berapa pun banyaknya penambahan tempat tidur, tetap tidak akan cukup untuk mengatasi pandemi," tutur Wiku. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
› Nusantara›Rasio Tempat Tidur Pasien di... Rasio tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit di Jawa Barat dinaikkan hingga 60 persen. Namun, tingkat keterisian tempat tidur BOR belum turun signifikan. Penambahan kasus baru Covid-19 masih tinggi. OlehTATANG MULYANA SINAGA 3 menit baca KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA Kondisi salah satu barak siswa yang dijadikan tempat isolasi bagi pasien Covid-19 gejala ringan di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat, Bandung, Jawa Barat, Selasa 12/1/2021. Sebanyak 180 tempat tidur disiapkan untuk mengantisipasi penuhnya ruang isolasi di rumah sakit di Bandung dan daerah KOMPAS — Sejumlah rumah sakit rujukan di Jawa Barat menaikkan rasio tempat tidur untuk pasien Covid-19 hingga 60 persen. Namun, penurunan tingkat keterisian tempat tidur bed occupancy rate/BOR belum signifikan. Hal ini mengindikasikan penambahan kasus baru masih keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Jabar mencapai 88 persen, Jumat 9/7/2021. Okupansinya hanya turun sedikit dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya yang sebesar 89,66 persen. Rumah sakit yang semakin penuh membuat sejumlah pasien terkendala mendapatkan ruang perawatan di rumah sakit. Gubernur Jabar Ridwan Kamil telah menginstruksikan kepada rumah sakit untuk menaikkan rasio tempat tidur pasien Covid-19 dari 40 persen menjadi 60 P/HUMAS JABAR Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengecek fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung, Selasa 15/9/2020.”BOR rumah sakit mulai turun. Penurunan ini bukan karena kasusnya turun, melainkan karena sejumlah rumah sakit telah menaikkan kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19,” juga Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Jabar Terus Naik, Pasokan Oksigen TerbatasBerdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar Pikobar, persentase tertinggi keterisian tempat tidur rumah sakit terjadi pada 28 Juni dengan 91,6 persen. Padahal, pada pertengahan Mei, keterisiannya masih di bawah 30 BOR hingga tiga kali lipat itu salah satunya disebabkan tingginya mobilitas warga pada libur Lebaran. Selain itu, merebaknya Covid-19 varian Delta dengan daya tular lebih tertinggi keterisian tempat tidur rumah sakit terjadi pada 28 Juni dengan 91,6 persen. Padahal, pada pertengahan Mei, keterisiannya masih di bawah 30 mengatakan, pekan ini, pihaknya belum berencana membuka rumah sakit darurat lapangan. ”Persentase tempat tidur rumah sakit masih bisa dinaikkan. Kalau minggu depan BOR masih tinggi, barulah masuk skenario pendirian rumah sakit darurat,” menambah tempat tidur di rumah sakit, desa dan kelurahan di Jabar juga menyediakan tempat isolasi untuk pasien tanpa gejala dan bergejala ringan. Sejumlah hotel difungsikan untuk ruang transisi pemulihan pasien yang mulai tengah tingginya BOR, penambahan kasus Covid-19 masih tinggi. Kasus baru pada pekan ini kasus per hari. Padahal, pada pertengahan Mei lalu, rata-rata penambahannya hanya 700-an kasus per juga Kapasitas Tempat Tidur di Bandung Ditambah, Kasus Masih TinggiKOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA Kerumunan di kawasan pertokoan di Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu 8/5/2021. Kerumunan membuat jaga jarak diabaikan sehingga berpotensi meningkatkan potensi penularan Jumat malam, kasus Covid-19 di Jabar sebanyak kasus. Sebanyak orang sembuh, orang masih dirawat atau diisolasi, dan orang kasus Covid-19 di Jabar tersebar di kawasan Bogor, Depok, Bekasi Bodebek dan Bandung Raya. Keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di kedua kawasan ini di atas 88 bansosSementara itu, sebanyak tujuh juta keluarga di Jabar menerima bantuan sosial bansos dari Kementerian Sosial Kemensos pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM darurat. Jumlah tersebut meliputi keluarga peserta Program Keluarga Harapan PKH, Bantuan Pangan Non Tunai BPNT, dan Bantuan Sosial Tunai BST.KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA Pekerja PT Pos Indonesia dan pengemudi ojek daring yang mengantarkan bantuan sosial kepada keluarga rumah tangga sasaran KRTS yang terdampak pandemi Covid-19 di Kota Bandung dan Kota Cimahi, Minggu 19/4/2020.Kepala Dinas Sosial Jabar Dodo Suhendar menjelaskan, penerima bansos Kemensos berbeda dengan keluarga rumah tangga sasaran KRTS penerima bansos dari Pemprov Jabar. Sebab, penerima bansos Kemensos berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial DTKS. Sementara penerima bansos Provinsi Jabar merupakan masyarakat terdampak pandemi Covid-19 yang belum masuk dalam menuturkan, pihaknya sudah mengajukan KRTS penerima bansos Provinsi Jabar untuk menjadi penerima BST ke Pusdatin Kemensos. Namun, sampai saat ini, belum ada penetapan keluarga penerima manfaat KPM tambahan penerima BST Kemensos.”Data KRTS penerima bansos Provinsi Jabar tahun 2020 yang sudah diajukan ke Pusdatin Kemensos dan masuk buffer stock data calon penerima BST belum ada yang masuk dalam penetapan KPM BST Kemensos tahun 2021,” juga Topang PPKM Darurat, Anggaran Kesehatan dan Bansos Ditingkatkan EditorCornelius Helmy Herlambang
cara menaikkan tempat tidur rumah sakit